DuniaGaring - Disini gua akan menceritakan pengalaman sex saya, Nama gua Fajar gua adalah seorang mahasiswa di suatu perguruan tinggi di Jakarta, dan sekarang aku sudah sampai tingkat akhir. Untuk saat ini aku hanya fokus mengerjakan skripsi saja demi kelulusanku. Sebab itu gue sering bermain ke tempat kakakku di Tangerang.
Ada Suatu hari aku main ke Tangerang. Ketika gua sampai ke rumah kakakku, gua melihat ada tamu di depan rumah kakak gue, rupanya ia adalah teman baik abangku waktu abangku masih kuliah. Gue dikenalkan oleh kakakku kepadanya. Rupanya ia sangat baik kepadaku. Usianya 42 tahun dan sebut saja namanya Andra(samaran). Ia pun mengundangku untuk bertamu ke rumahnya untuk dikenalkan kepada keluarganya. Istrinya Bernama Rena(samaran), 5 tahun lebih muda dari suaminya, dan putrinya Fitri(samaran), Rena yang duduk di kelas 3 SMP.
Kalau aku ke Tangerang aku jadi sering main ke rumahnya. Dan pada hari Rabu, aku ditugaskan oleh Andra untuk menjaga putri dan rumahnya karena ia akan pergi ke Luar Kota, Pergi ke rumah sakit untuk menjenguk saudara istrinya. Menurutnya sakit gak begitu parah dan dirawat selama 4 hari. oleh karena itu Andra meminta cuti dari kantornya selama 1 minggu. Ia berangkat sama istrinya, sedangkan anaknya tidak bisa ikut karena harus bersekolah.
Setelah 2 hari gue di rumahnya, sesekali gue pulang ke rumah kakakku, karena gue tidak ada kesibukan apapun dan gue pun pergi menuju rumah Andra. Sesampainya di rumah Andra Aku pun duduk untuk bersantai dan kemudian menyalakan DVD untuk mengusir kebosananku. Saat selesai satu film, Saat hendak menganti filim gue melihat sebuah rak, di bagian bawahnya kulihat ada beberapa Filim porno. Karena memang sedang sendirian, aku pun tertarik untuk menontonnya. Sebelum habis satu film, tiba-tiba terdengar suara pintu depan dibuka. Gue pun tergesa-gesa mematikan televisi dan menaruh cover DVD pornonya di bawah karpet.
“Selamat Siang, Oom Fajar,,!!” Fitri yang pulang dari sekolah memberiku salam sambil tersenyum.
“Om.. tolong dong bayarin Angkutan gue donk.. uang fitri duapuluh-ribuan, abangnya nggak ada kembalinya.”
Aku sambil tersenyum mengangguk dan keluar membayarkan angkutan yang cuma tiga ribu rupiah.
Saat aku masuk kembali ke dalam ruma.. alamak pucatlah wajahku! Fitri duduk di karpet di depan televisi, dan menyalakan kembali video porno yang tadi gue liat sedang setengah jalan. Fitri memandangku dan tertawa geli.
“Ih..! Oom Fajar.. Begitu, toh, caranya..? Fitri sering diceritain oleh temen-temen di sekolah, tapi belom pernah meliat secara langsung.”
Sambil gugup aku menjawab, “Fitri..! kamu nggak boleh nonton begituan..! Kamu belum cukup umur..! Ayo, cepat matiin.”
“Aahh.., Oom Fajar. Jangan begitu gitu, dong..! Tuh.. Oom.. liat.. cuma begitu aja! Gambar yang dibawa temen Fitri yang di sekolah lebih serem daripada yang ini.”
Tak tahu lagi apa yang harus kukatakan, dan khawatir kalau makin kularang Fitri justru akan lapor pada orangtuanya, aku pun ke dapur untuk membuat minum dan membiarkan Fitri melanjutkan menonton filimnya. Dari dapur gue duduk-duduk di kursi belakang sambil minum kopi dan membaca majalah.
Sekitar jam 7.30 malam, gue keluar untuk membeli makanan. Sekembalinya, di dalam rumah kulihat Fitri sedang tengkurap di sofa sambil mengerjakan PR, dan.. ohmygod! Ia hanya mengenakan daster yang pendek dan tipis entah dia sedang memancingku atau apa. Tubuh mudanya yang sudah mulai dewasa terbayang jelas. Paha dan betisnya terlihat putih mulus halus serta pantatnya membulat indah. gue melihat sambil menelan ludah dan terus menghiraukannya dan masuk untuk masuk menyiapkan makanan yang tadi gue beli.
Setelah makanan siap, aku berteriak dari dapur memanggil Fitri..!!! Dan.. sekali lagi saya melihat pemandangan yang luar basa.. astaga pikirku, jelas ia tidak memakai BH, karena puting susunya yang menonjol di balik dasternya. Gue semakin merasa gelisah karena adik kecilku yang tadi tidur sekarang sudah mulai “bergerak”, sekarang benar-benar menegak dan mulai memberontak di dalam celanaku, tapi aku mencoba menahan diri karena gue tidak boleh berpikir yang aneh-aneh.
Setelah selesai makan, saat kami mencuci piring berdua di dapur, kami berdiri bersampingan, dan dari celah di dasternya, tampak jelas buah dadanya yang indah. Saat ia membungkuk, puting susunya yang merah muda kelihatan dari celah-celah itu. Adikku mulai semakin gelisah, selesai mencuci piring, kami berdua kembali duduk di sofa di ruang tamu.
“Oom Fajar, ayo tebak. Hitam, kecil, keringetan, apaan..!”
"Gak tau tuh apa jawabannya. Pura-pura gak tau"
Fitri yang memberi beberapa tebakan yang semua kusalahkan.
“Yang bener tu Fitri lagi pakai seragam sekolah, yg kepanasan ..!”
“Aahh.. Oom Fajar ngeledek..!”
Fitri meloncat dari sofa menuju ke arahku dan berusaha mencubitiku. Gue dengan cepat menghindar dan menangkis, tapi ia terus menyerang sambil tertawa, dan dia pun tersandung!
Fitri jatuh tepat ke dalam pelukanku, membelakangiku. Sambil lenganku merangkul dadanya, dan ia duduk tepat di atas batang kejntananku yang sudah berdiri tegak! Kami terengah-engah dalam posisi itu. Bau bedak dari kulitnya dan bau shampo rambutnya membuatku makin terangsang. Dan aku pun mulai menciumi lehernya. Fitri mendongakkan kepala sambil memejamkan mata, dan tanganku pun mulai meremas kedua buah dadanya yang berada di balik dasternya.
Nafas Fitri makin terengah, dan tanganku pun mulai masuk ke antara dua pahanya. CDnya yang sudah basah, dan jariku mengelus belahan vaginanya yang tembem.
“Uuugghh.. mmhh..” Fitri menggelinjang nikmat.
Kesadaranku yang tinggal sedikit seolah memperingatkanku bahwa yang sedang kucumbu saat ini adalah seorang siswi SMP, tapi gariahku sudah sampai ke puncak dan aku pun menarik lepas dasternya dari atas kepalanya.
Aahh..! Fitri menelentang di sofa dengan tubuh hampir telanjang!
Gue segera menghisap puting susunya yang merah muda, berganti-ganti kiri dan kanan hingga dadanya tegang dan basah mengkilap oleh ludahku. Tangan Fitri yang mengelus belakang kepalaku dan erangannya yang tersendat membuatku makin tak sabar ingin mencumbunya. Gue lepas celana dalamnya, dan.. nampaklah bukit kemaluannya yang tembem baru ditumbuhi rambut halus. Bulu yang sedikit itu sudah nampak mengkilap oleh cairan kemaluan Fitri. Aku pun segera mulai mengarahkan kepalaku ke tengah kedua pahanya.
“Achh.. mmaahh..,” tangan Fitri meremas sofa dan pinggulnya menggeletar ketika bibir kemaluannya kucium, dan kujilat.
Sesekali permainan lidahku berpindah ke perutnya dan mengemut perlahan dadanya.
“Oooucchh.. aahh..,” Fitri mengangkat punggungnya ketika lidahku menyelinap di antara belahan kemaluannya yang masih begitu rapat dan sempit.
Lidahku bergerak dari atas ke bawah dan bibir kemaluannya perlahan mulai membuka. Sesekali lidahku akan membelai rambut dan tubuh Fitri akan terlonjak dan nafas Fitri seakan tersedak. Tanganku naik ke dadanya dan meremas kedua bukit dadanya. Putingnya sedikit membesar dan mengeras tegak.
Ketika aku berhenti menjilat dan mengulum, Fitri tergeletak terengah-engah, matanya terpejam. Tergesa-gesa aku membuka semua pakaianku, dan kemaluanku yang tegak dari tadi, kubelai-belaikan di pipi Fitri.
“Mmmhh.. uhmmhh.. oohhmm..” ketika Fitri membuka bibirnya, kumasukan kepala kemaluanku.
Mungkin film tadi masih diingatnya, jadi ia pun mulai menghisap. Tanganku berganti-ganti meremas dadanya dan membelai kemaluannya.
Segera saja kemaluanku basah dan mengkilap oleh jilatannya. Tak tahan lagi, aku pun naik ke atas tubuh Fitri dan bibirku melumat bibirnya. Aroma kemaluanku masih ada di mulut Fitri dan aroma kemaluan Fitri di mulutku, bertukar saat lidah kami saling bersentuhan.
Dengan tangan, Sambil kugesek-gesekkan kepala kemaluanku ke celah di selangkangan Fitri, dan sebentar kemudian kurasakan tangan Fitri menekan pantatku dari belakang.
“Ohhmm, mmmaa... suk.. hh.. msukin.. Omm.. hh.. Acchhh....”
Perlahan kemaluanku mulai menempel di bibir liang kemaluannya yang sempit itu, dan Fitri semakin mendesah-desah kenikmatan. Segera saja kepala kemaluanku kutekan, tetapi gagal saja karena tertahan sesuatu yang kenyal. Aku pun berpikir, apakah lubang sekecil ini akan dapat menampung kemaluanku yang besar ini. Terus terang saja, ukuran penisku adalah panjang 14 cm, lebarnya 4 cm sedangkan Fitri masih SMP dan ukuran lubang kemaluannya masih terlalu kecil dan sempit.
Tetapi dengan dorongan nafsu yang besar ini tak menghilangkan niatku, gue pun berusaha. Akhirnya usahaku pun berhasil. Dengan satu sentakan, tembuslah halangan itu. Fitri menjerit kecil, dahinya mengernyit menahan sakit. Kuku-kuku tangannya mencengkeram kulit punggungku. Gue menekan lagi sambil perlahan, dan terasa ujung kemaluanku membentur dasar padahal baru 3/4 kemaluanku yang masuk. Lalu aku diam tidak bergerak, membiarkan otot-otot kemaluan Fitri terbiasa dengan benda yang ada di dalamnya selama beberapa menit.
Beberapa menit kemudian kerutan di dahi Fitri menghilang, dan aku pun mulai menarik dan menekankan pinggulku. Fitri menjerit lagi, tapi lama kelamaan mulutnya menceracau.
“Aduhh.. sshh.. iya.. terusshh.. mmhh.. aduhh.. enak.. Oomm.. laggiihhh...”
Aku merangkulkan kedua lenganku ke punggung Fitri, lalu membalikkan kedua tubuh kami hingga Fitri sekarang duduk di atas pinggulku. Nampak 3/4 kemaluanku menancap di kemaluannya yang masih kecil itu. Tanpa perlu diajarkan, Fitri segera menggerakkan pinggulnya, sementara jari-jariku berganti-ganti meremas dan memainkan dadanya, dan pinggulnya, dan kami pun berlomba mencapai puncak.
Lewat beberapa waktu, gerakan pinggul Fitri semakin menggila dan ia pun membungkukkan tubuhnya dan bibir kami saling berciuman. Tangannya menjambak rambutku, dan akhirnya pinggulnya menyentak berhenti. Terasa cairan hangat membalur seluruh batang kemaluanku.
Setelah tubuh Fitri melemas, aku mendorong ia telentang. Dan sambil menindihnya, aku mengejar puncakku sendiri. Ketika aku mencapai klimaks, Fitri tentu merasakan siraman air maniku di liangnya, dan ia pun mengeluh lemas dan merasakan orgasmenya yang ke dua.
Sekian lama kami diam terengah-engah, dan tubuh kami yang basah kuyup dengan keringat masih saling bergerak, merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme.
“Aduh, Oom.. Fitri lemes. Tapi enak banget.”
Aku hanya tersenyum sambil membelai rambutnya yang halus. Satu tanganku lagi ada di pinggulnya dan meremas-remas dadanya. Kupikir tubuhku yang lelah sudah terpuaskan, tapi segera kurasakan kemaluanku yang telah melemas bangkit kembali dijepit liang vagina Fitri yang masih amat kencang.
Aku segera membawanya ke kamar mandi, membersihkan tubuh kami berdua dan.. kembali ke kamar melanjutkan babak selanjutnya. Sepanjang malam aku mencapai tiga kali lagi orgasme, dan Fitri.. entah berapa kali. Begitupun di saat bangun pagi, sekali lagi kami bergumul penuh kenikmatan sebelum akhirnya Fitri kupaksa memakai seragam, sarapan dan berangkat ke sekolah.
Kembali ke rumah, aku masuk ke kamar tidur tamu dan segera pulas kelelahan. Di tengah tidurku aku bermimpi seolah Fitri pulang sekolah, masuk ke kamar dan membuka bajunya, lalu menarik lepas celanaku dan mengulum kemaluanku. Tapi segera saja aku sadar bahwa itu bukan mimpi, dan aku memandangi rambutnya yang tergerai yang bergerak-gerak mengikuti kepalanya yang naik-turun. Aku melihat keluar kamar dan kelihatan DVD menyala, dengan film yang kemarin. Ah..! Merasakan caranya memberiku “blowjob”, aku tahu bahwa ia baru saja belajar dari DVD itu.
Sekian dari cerita dewasaku.
Tamat.
Yuk Dapatkan Promo Menarik Dari Game-Game Kami : Klik Disini
Contact us:
BBM : D605C56A
Line : Kioscasino
Wechat : Kioscasino
Whatsap : +85589355129
0 comments:
Posting Komentar